Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Kenali VCO Lebih Dalam

Artikel ini membahas tentang Virgin Coconut Oil (VCO), manfaat, dan cara pembuatannya

Minyak kelapa merupakan salah satu olahan kelapa terbesar yang sering dimanfaatkan. Secara kimia minyak terbentuk dari rantai karbon, hidrogen dan oksigen serta mengandung gugus karboksilat yang disebut asam lemak (Silaban, et al., 2014). Terdapat dua jenis minyak kelapa yaitu minyak kelapa biasa yang biasanya digunakan untuk menggoreng masakan dan minyak kelapa murni yang dikenal sebagai Virgin Coconut Oil (VCO).

Virgin Coconut Oil dan pemahamannya

Sumber gambar : https://www.ugm.ac.id/id/berita/21009-vco-sebagai-terapi-adjuvan-covid-19

Apa itu VCO?

Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa dipanaskan secara langsung dan tanpa penambahan bahan kimia sehingga kandungan utama dalam minyak tetap dapat ada tanpa mengalami reaksi atau perubahan. VCO memiliki ciri fisik yaitu tidak berwarna dan memiliki bau khas kelapa serta sering dijadikan bahan baku industri pangan, kosmetika, dan farmasi. Komponen utama dari VCO adalah asam lemak jenuh (92%), diantaranya adalah asam laurat (48,74%), asam miristat  (16,31%),  asam   kaprilat (10,91%), asam kaprat (8,10%) dan asam kaproat (1,25%) (Marlina, et al., 2017). VCO tidak mudah tengik karena kandungan asam lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah terjadi. Apabila kualitas VCO rendah maka proses ketengikan akan berjalan lebih cepat (Marlina, et al., 2017). Syarat mutu VCO dapat dilihat pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008

Apa manfaat VCO?

Virgin Coconut Oil sering disebut dengan sebutan SUPERFOOD karena VCO dapat dikonsumsi secara langsung dan bernutrisi tinggi. VCO memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dikarenakan VCO mengandung asam-asam lemak  rantai sedang (Medium Chains Fatty Acid (MCFA)) yang dapat langsung dikonversi menjadi energi dan juga dapat meningkatkan laju metabolisme di dalam tubuh serta termogenesis yang merangsang pemecahan lemak yang tersimpan di dalam tubuh menjadi energy sehingga terjadi penurunan berat badan. VCO juga bersifat antimikroba karena mengandung asam lauratnya dan MCFA lain yang dapat membunuh jamur, virus, parasit, pathogen. Selain itu, VCO mengandung antioksidan dalam bentuk vitamin E, senyawa fenolik dan pitosterol yang mencegah terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh sehingga dapat mencegah penyakit degenerative (Enig, 1996).

Konsumsi VCO biasanya dilakukan pada pagi hari karena saluran pencernaan masih kosong sehingga proses penyerapan nutrisi pada minyak berjalan lebih optimal. Dosis lazim konsumsi VCO per hari pada manusia adalah 3 sendok per hari atau rata-rata 45 mL/hari.  

VCO mengandung asam laurat, asam kaprat, asam kaprilat, dan asam kaproat dimana di dalam tubuh diubah menjadi monogliserida, yaitu monolaurin, monokaprin, monokaprilin, dan monokaproin, yang mampu membunuh mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam tubuh seperti bakteri, jamur, virus dan protozoa (Enig, 1996). Kandungan asam laurat yang bersifat antijamur, antibakteri, dam antivirus pada VCO menyebabkan VCO juga dapat digunakan sebagai antiseptic pada luka serta dengan kandungan vitamin E pada VCO juga dapat membantu meningkatkan perbaikan sel luka sehingga mempercepat proses pemulihan luka. Di samping itu VCO pun efektif dan aman digunakan sebagai moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidratasi kulit (Lucida et al., 2008).

 Bagaimana cara membuat VCO?

Virgin Coconut Oil (VCO) dibuat dari daging buah kelapa yang sudah tua dengan proses manual, tanpa pemanasan, dan tanpa menggunakan bahan kimia. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat VCO

1. Metode penggaraman

Metode penggaraman dilakukan dengan tujuan untuk pemecahan sistem emulsi santan dengan pengaturan kelarutan protein didalam garam. Protein yang terdapat didalam santan akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in), akan tetapi pada kondisi tertentu kelarutan protein akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi garam. Dengan penurunan tingkat kelarutan protein diikuti dengan pengikatan molekul-molekul air oleh garam tersebut, yang selanjutnya juga terjadi pemisahan antara cairan minyak dengan air (salting out). Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara penggaraman dilakukan dengan menambahkan larutan garam pada krim santan yang telah diperoleh dari tahap awal pembuatan minyak. Garam digunakan sebagai perusak kestabilan emulsi (Aziz, et al. , 2017)

2. Metode Pengadukan

Pengadukan pada emulsi minyak dalam air bertujuan untuk mengganggu kestabilan emulsi agar minyak keluar. Kestabilan emulsi disebabkan oleh adanya lapisan protein yang menyelimuti minyak, seperti globulin, albumin, dan fosfolipida (Noor, 2009). Hilangnya stabilitas protein dalam santan kelapa disebabkan karena protein mengalami denaturasi sehingga kelarutannya berkurang. Pada kondisi ini, lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan pengendapan, sehingga lapisan air dan minyak terpisah (Winarno, 1997).

3. Meode Sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan salah satu metode  dengan cara mekanik. Metode sentrifugasi dilakukan dengan memutuskan ikatan lemak-protein pada santan dengan cara pemutaran (pemusingan), yaitu dengan gaya sentrifugal. Setelah dilakukan sentrifugasi air dan minyak akan terpisah dengan sendirinya, hal ini terjadi karena berat jenis minyak dan air berbeda. Pembuatan VCO dengan metode sentrifugasi akan menghasilkan rendemen yang tinggi, karena pada pembuatan VCO secara sentrifugasi, pemisahannya terjadi secara alami tanpa memerlukan pemanasan ataupun bantuan fermentor (Abdurrahman et al., 2009).

4. Metode Fermentasi

Pembuatan minyak kelapa murni (VCO) secara fermentasi menggunakan mikroba Rhizopus oligosporus yang sering dikenal dengan ragi tempe. Rhizopus oligosporus menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar yang akhirnya miyak akan terlepas (Christian dan Prakoso, 2009). Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease yang dapat merusak ikatan protein yang menyelubungi  globula  lemak pada emulsi krim santan (Silaban, et al., 2014).

5. Metode Enzimatis

Metode enzimatis dapat dilakukan dengan menambahkan enzim proteolitik ke dalam krim santan kelapa. Enzim proteolitik ini dapat menghidrolisa ikatan peptida pada protein sehingga protein pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino dan dipeptida. Reaksi hidrolisis ini menyebabkan sistem emulsi menjadi tidak stabil kemudian rusak, sehingga minyak yang terikat menjadi terlepas dari sistem emulsi (Muhidin, 2001 dan Winarti 2007).

Pustaka

Abdurrahman, H.N., Mohammed, F.S., Yunus, R.M., dan Arman, A.. 2009. Demulsification of Virigin Coconut Oil by Centrifugation Method: A Feasibility Study. International Journal of Chemical Technology 1 : 59-64.

 

Aziz, T., Olga, Y., Sari, A.P. . 2017 . Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode Penggaraman . Jurnal Teknik Kimia . 23 (2) : 129-136

 

Enig, M.G. 1996. Health and Nutritional Benefits from Coconut Oil: An Important Functional Food for the 21st Century. Ho chi Min. Vietnam

 

Marlina, Wijayanti, D.,Yudiastari, I.P., Safitri, L.  2017. Pembuatan Virgin Coconut Oil Dari Kelapa Hibrida Menggunakan Metode Penggaraman Dengan Nacl Dan Garam Dapur . Jurnal Chemurgy. 01(2) : 7-12

 

Muhidin.2001). Papain dan Pektin. Penebar Swadaya. Jakarta.

 

Noor, A.H. 2009. Demulsification of Virgin Coconut Oil by Centrifugation Method : A Flesibility Study. International Journal of Chemical Technologi . 2 : 59-64

 

Silaban, R., Manullang, R.S., dan Hutapea V. 2014. Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Melalui Kombinasi Teknik Fermentasi Dan Enzimatis Menggunakan Ekstrak Nenas. Jurnal Pendidikan Kimia. 6(1) : 91-99

 

Silaban, R., Manullang, R.S., dan Hutapea V. 2014. Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Melalui Kombinasi Teknik Fermentasi Dan Enzimatis Menggunakan Getah Pepaya. Jurnal Pendidikan Kimia. 6(1) : 55-64

 

Standar Nasional Indonesia (SNI), 2008, SNI 7381:2008 Minyak Kelapa Virgin (VCO), http://pustan. bpkimi. kemenperin.go.id/files/SNI%2073812008.pdf, 15 Mei 2019

 

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

 

Winarti, Sri. 2007. Proses Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Secara Enzimatis Menggunakan Papain Kasar. Jurnal Teknologi Pangan. 8 : 136-141.

 


Post a Comment

© FITOKIMEDIA. All rights reserved. Developed by Jago Desain