Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

MINYAK KELAPA BIASA vs VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Artikel ini membahas tentang perbandingan antara Virgin Coconut Oil dengan minyak kelapa yang biasa digunakan oleh masyarakat

Indonesia memiliki sekitar 3,88 juta hektar lahan tanaman kelapa yang menjadikan Indonesia sebagai negara salah satu negara dengan lahan tanaman kelapa terbesar di dunia (Andaka dan Fitri, 2017).  Tanaman kelapa merupakan tanaman yang serbaguna dimana seluruh bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa sering diolah sebagai minyak yang merupakan salah satu lemak nabati. Terdapat dua jenis minyak kelapa yaitu minyak kelapa biasa yang biasanya digunakan untuk menggoreng masakan dan minyak kelapa murni yang dikenal sebagai Virgin Coconut Oil (VCO). Artikel ini akan membahas beberapa perbedaan pokok dari VCO dengan minyak kelapa biasa yang digunakan oleh masyarakat.


Perbandingan VCO dengan minyak kelapa Biasa

Sumber gambar : Pinterest 

Cara Pembuatan

Minyak kelapa biasa diekstraksi dari buah kelapa yang telah kering atau yang disebut dengan kopra yang dipress untuk mengeluarkan minyaknya berupa minyak mentah. Minyak mentah ini kemudian akan mengalami berbagai proses diantaranya adalah degumming dengan cara penambahan asam fosfat untuk memisahkan getah dan pengotor dari minyak, proses bleaching yaitu proses menyerapan warna minyak agar menjadi jernih, dan proses deodoration dengan cara dipanaskan hingga mencapai suhu 265°C untuk menghilangkan bau dan sisa asam lemak bebas yang menyebabkan ketengikan. Proses pemanasan ini menyababkan kandungan karoten yang berupa hidrokarbon tak jenuh pada minyak kelapa berubah menjadi jenuh sehingga penampakan warnanya menjadi lebih kuning (Manurung, et al., 2018).

Virgin Coconut Oil diekstraksi dari buah kelapa yang masih segar yaitu dari santan kelapa. Santan kelapa diolah sedemikian rupa tanpa adanya proses pemanasan maupun penambahan bahan kimia lainnya. Untuk mengekstraksi minyak dari sistem emulsi pada santan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah (1) metode penggaraman yang dapat menurunkan kelarutan protein sehingga minyak dapat keluar dari sistem emulsi, (2) metode pengadukan krim santan yang bertujuan untuk mengganggu kestabilan emulsi agar minyak keluar, (3) metode fermentasi dengan cara penambahan ragi yang memecah ikatan protein pada sistem emulsi santan sehingga minyak dapat keluar, dan (4) metode enzimatis dengan cara penambahan enzim proteolitik seperti papain yang terkandung pada buah papaya serta enzim bromelin yang terkandung dalam buah nanas yang dapat menghidrolisa ikatan peptida pada protein sehingga minyak dapat dipisahkan (Aziz, et al. , 2017 ; Silaban, et al., 2014 ; Winarti 2007).

 Baca juga : Kenali VCO Lebih Dalam

Ciri Fisik

Minyak kelapa dan Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki ciri fisik yang berbeda. Minyak kelapa biasa umumnya memiliki penampakan kuning jernih, aroma kelapanya hampir tidak tercium akibat dari serangkaian proses pemurniannya serutama pemanasan, serta terasa lebih berminyak. Sedangkan VCO memiliki penamakan fisik berupa warna yang bening jernih, memiliki aroma kelapa yang sangat kuat karena terbuat dari santan kelapa tanpa melalui proses pemanasan maupun penambahan bahan kimia, serta konsistensinya lebih ringan. VCO dengan kualitas yang baik memiliki warna yang jernih yang menandakan bahwa tidak terdapat pengotor di dalamnya. VCO dengan kualitas yang kurang baik biasanya terdapat gumpalan putih berupa sisa blondo serta air yang tidak terpisah serta kandungan blondo dan air dalam VCO menyebabkan VCO mengalami ketengikan (Prakosa, 2009).

 

Nutrisi

Minyak kelapa biasa dibuat dengan proses pemanasan dan pemurnian menggunakan bahan kimia sedangkan VCO dibuat tanpa pemanasan maupun bahan kimia, sehingga menyebabkan kandungan senyawa bioaktifnya juga berbeda (Silalahi dan Nurbaya, 2011). Baik minyak kelapa biasa maupun VCO mengandung trigliserida yang tersusun oleh asam-asam lemak jenuh (90%) yang didominasi oleh asam lemak rantai sedang (MCFA) berupa asam laurat (Milem, 2010). MCFA ini memiliki ukuran yang kecil sehingga lebih mudah diserap oleh usus sehingga dapat langsung dimetabolisme menjadi energi tanpa dirubah menjadi kolesterol yang terdeposit dan juga dapat meningkatkan laju metabolisme di dalam tubuh serta termogenesis yang merangsang pemecahan lemak yang tersimpan di dalam tubuh menjadi energi. Penurunan deposit lemak di dalam tubuh dapat meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) menurunkan kolesterol LDL (Low Density Lipoproein). Kolesterol HDL dapat mengangkut LDL kembali ke hati untuk dimetabolisme kembali menjadi energy, sehingga LDL dalam pembuluh darah semakin sedikit. Kadar LDL yang tinggi dalam pembuluh darah dapat menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal, atau disebut sebagai plak kolesterol, dan dengan seiring berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding arteri dan terjadinya penyempitan arteri (Marti, 2009; Yovina, 2012).

Selain mengandung asam lemak jenuh, VCO juga mengandung senyawa lain seperti vitamin E, senyawa fenolik dan pitosterol yang mencegah terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai antibakyeri, antijamur, serta antivirus. Berbeda dengan VCO, minyak kelama biasanya hanya mengandung asam lemak saja karena senyawa lain seperti vitamin E, senyawa fenolik dan pitosterol yang terkandung dalam VCO akan terdegradasi akibat dari proses pembuatan minyak kelapa biasa yang melalui proses pemanasan. Hal inilah yang menyebabkan minyak kelapa biasa umumnya digunangan sebagai minyak goreng sedangkan VCO dapat dikonsumsi secara langsung.

Baca Juga : VCO AMAN BAGI PENGIDAP DIABETES MELITUS (DM)? 


Pustaka

Andaka, G., dan Fitri, K. 2017. Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain. Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Yogyakarta

 

Aziz, T., Olga, Y., Sari, A.P. . 2017 . Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode Penggaraman . Jurnal Teknik Kimia . 23 (2) : 129-136

 

Manurung, M., Suaniti, N.M., dan Putra, K.G.D. 2018. Perubahan Kualitas Minyak Goreng Akibat Lamanya Pemanasan. Jurnal Kimia. 12(1) : 59-64

 

Marti. 2009.  Kadar Kolestrol darah dan ekspresi VCAM pada endotel aorta tikus putih hiperkolesterolemik setelah perlakuan VCO. Thesis Universitas Sebelas Maret. Surakarta

 

Milem , 2010 , Minyak dan Lemak , <http://www.scribd.com/doc/80067650/Tkk-322-Handout-Minyak-Nabati>. Diakses pada 13 April 2019

 

Prakosa, A.H. 2009. Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Fermentasi Ragi Tempe. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

 

Silaban, R., Manullang, R.S., dan Hutapea V. 2014. Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Melalui Kombinasi Teknik Fermentasi Dan Enzimatis Menggunakan Getah Pepaya. Jurnal Pendidikan Kimia. 6(1) : 55-64

 

Silalahi. J dan Nurbaya. 2011. Komposisi, Distribusi dan Sifat Aterogenik Asam Lemak dalam Minyak Kelapa dan Kelapa Sawit. Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan

 

Winarti, Sri. 2007. Proses Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) Secara Enzimatis Menggunakan Papain Kasar. Jurnal Teknologi Pangan. 8 : 136-141.

 

Yovina, S.  2012. Kolesterol. Pinang Merah Publisher. Yogyakarta.

 

 

Post a Comment

© FITOKIMEDIA. All rights reserved. Developed by Jago Desain