Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

VCO SEBAGAI ALTERNATIF PENGIDAP DIABETES MELITUS (DM)

Artikel ini membahas tentang bagaimana mekanisme metabolisme VCO sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengidap Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Melitus (DM) merupangan salah satu penyakit kronis yang sering disebut sebagai penyakit “gula” di kalangan masyarakat. Indonesia merupakan negara peringkat kelima di dunia sebagai negara dengan jumlah pengidap penyakit Diabetes Militus. Pada tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan terdapat 19,5 juta warga Indonesia dengan usia 20-79 tahun mengidap penyakit Diabetes Militus.

VCO sebagai anternatif pengidap Diabetes Mellitus

Sumber gambar : Pinterest

Diabetes Melitus adalah penyakit dengan keadaan ketidakmampuan tubuh dalam  memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ketidakmampuan ini menyababkan hiperglikemia yaitu keadaan kadar glukosa darah yang  tinggi melebihi batas normal. (Black dan Hawks, 2014).

Etilogi atau penyebab seseorang mengidap Diabetes Melitus (DM) adalah faktor keturunan atau genetic. Diabetes Melitus merupakan suatu penyakin yang diturunkan dan bukan penyakit yang ditularkan. Sebesar 50% dari pengidap Diabetes Melitus berasal dari keluarga atau keturunan (dr. Prapti dan Lentera, 2003).

Baca juga : Diabetes Melitus (DM), Penyebab, dan Tanda Gejala

Belakangan ini, Virgin Coconut Oil (VCO) dipercaya sebagai minyak superfood dengan nutrisi tinggi yang dapat dikonsumsi oleh pengidap Diabetes Melitus (DM) dan membantu menurunkan kadar glukosa darahnya. Lantas apakah VCO benar dapat menurunkan gula darah dan bagaimana mekanismenya?

Menurut beberapa penelitian, Diabetes Melitus salah satunya disebabkan oleh konsumsi minyak nabati hasil dari sulingan secara berlebihan. Minyak nabati seperti minyak sayur memiliki kandungan asam lemak tak jenuh sekitar 87-93% yang sangat peka terhadap suhu tinggi. Adanya proses pemanasan seperti deep frying  menyebabkan terbentuknya asam lemak jenuh rantai panjang (Long Chain Saturated Fatty Acid/LCSFA) yang sukar dimetabolisme menjadi energi serta membentuk asam lemak trans akibat reaksi okasidasi pada saap pemanasan (Fennema, 1996). Baik asam lemak jenuh maupun asam lemak trans ini dapat dapat menurunkan kemampuan sel dalam mengikat insulin sehingga meningkatkan kadar glukosa darah (Larasati, et al., 2016).

Komponen utama dari VCO adalah asam lemak jenuh yang menyebabkan proses oksidasi lemak menjadi lemak trans tidak mudah terjadi sehingga proses ketengikan juga tidak mudah terjadi. VCO mengandung asam lemak jenuh sebesar 92%. Meskipun sbagian besar mengandung asam lemak jenuh, VCO tetap dapat dikonsumsi bagi pengidap Diabetes Melitus karena asam lemak tersebut terdiri atas asam laurat (48,74%), asam miristat  (16,31%),  asam   kaprilat (10,91%), asam kaprat (8,10%) dan asam kaproat (1,25%) (Marlina, et al., 2017). Asam-asam lemak tergolong ke dalam asam lemak  rantai sedang (Medium Chains Fatty Acid (MCFA)) yang memiliki ukuran kecil sehingga dapat langsung dimetabolisme dan dikonversi menjadi energi serta merangsang pemecahan lemak yang tersimpan di dalam tubuh menjadi energi (Enig, 1996). MCFA ini memiliki bobot yang ringan sehingga tidak mengalami pengendapan pada pembuluh darah pada saat bersirkulasi dalam aliran darah dan langsung menuju ke hati. Jadi, sebagian besar asam lemak jenuh dalam VCO akan dikonversi menjadi energi dan tidan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh sehingga terjadi penurunan berat badan yang baik bagi pengidap Diabetes Melitus (Darmoyuono, 2006).

Baca juga : Kenali VCO Lebih Dalam

Insulin di dalam tubuh berfungsi dalam membantu sel- sel tubuh untuk menyerap glukosa di dalam darah untuk dimetabolisme menjadi energi. Namun, bagi pengidap Diabetes Melitus memiliki insulin yang kurang peka terhadap keberadaan glukosa di dalam darah yang disebabkan karena rusaknya sel beta pankreas salah satunya oleh adanya radikal bebas (Sutarmi dan Hartin, 2006). Selain mengadung asam lemak jenuh, VCO juga mengandung senyawa antioksidan seperti seperti vitamin E, senyawa fenolik dan pitosterol. Senyawa antioksidan ini dapat menghambat kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan oleh adanya radikal bebas sehingga fungsi pankreas dalam sekresi insulin menjadi lebih baik (Yuniwarti, et al., 2018).

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh asupan VCO terhadap kadar glukosa darah diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuniwarti, et al., 2018, melaporkan bahwa asupan VCO dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus hiperglikemik yang diinduksikan aloksan lebih baik dibandingkan minyak zaitun dan minyak buah merah. Penelitian yang dilakukan oleh Handajani dan Dharmawan, 2009 melaporkan bahwa asupan VCO secara oral selama 18 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit hiperglikemik.

 

Pustaka

Black, M. J., dan Hawks, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Elsevier. Singapore.

Darmoyuono, W. 2006. Virgin Coconut Oil Gaya Hidup Sehat. PT Indeks kelompok Gramedia. Jakarta

Enig, M.G. 1996. Health and nutritional benefits from coconut oil: an important functional food for the 21st century. Ho Chi Min City. Vietnam.

Fennema, O.R. 1996. Food chemistry. 3 ed. Marcel Dekker Inc. USA.

Handajani, N.S. dan Dharmawan, R. 2009. Pengaruh VCO Terhadap Hitung Jenis Leukosit, Kadar Glukosa daan Kreatinin Darah Mus Musculus Balb/C Hiperglikemi dan Tersensitisasi Ovalbumin. Asian Journal of Tropical Biotechnology. 6(1)

Larasati, R., Wirjatmadi, dan Andriani, M. 2016. Pengaruh Pemberian Trans Fatty Acid (TFA) dari Margarin dan Minyak Kelapa Sawit yang Dipanaskan Berulang Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Tikus Wistar. The Indonesian Journal of Public Health. 11(1) : 69-77

dr. Prapti dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. PT Agromedia Pustaka. Jakarta

Sutarmi dan Hartin, R. 2006. Virgin Coconut Oil, Seri Agrisehat Taklukkan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuniwarti, E.Y.W., Saraswati, T.R., dan Kusdiyantini, E. 2018. Respon Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus (Rattus norvegicus) Hiperglikemik Setelah Pemberian Berbagai Minyak Konsumsi. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 3(2) : 146-149.

Post a Comment

© FITOKIMEDIA. All rights reserved. Developed by Jago Desain