Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

ANTIOKSIDAN : Lindungi Tubuh dari Penyakit

Artikel ini membahas mengenai antioksidan dan mekanisme sederhananya, jenis jenis antioksdan, serta penelitian yang mendukung


Belakangan ini, radikal bebas disebut sebagai pemicu berbagaimacam penyakit baik akut maupun kronis. Di artikel sebelumnya telah kita pahami mengenai apa itu radikal  bebas, sumber pemicunya, bahaya, penyakit yang ditimbulkan, serta mekanisme dari radikal bebas itu sendiri. Setelah memami bahayanya, tentu kita juga perlu untuk memahami bagaimana cara menangkal radikal bebas.

Antioksidan
Sumber Gambar : Pinterest

Radikal bebas dapat distabilkan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan merupakan suatu substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektronnya sehingga menjadi tidak reaktif. Senyawa ini mempunyai struktur molekul yang dapat menyumbangkan elektron kepada molekul radikal bebas tanpa menganggu fungsinya, tidak berubah menjadi radikal bebas kembali, sehingga dapat memutus reaksi berantai yang ditimbulkan (Widyawati, et al., 2018 ; Arifin dan Ibrahim, 2018).

Baca juga : RADIKAL BEBAS DAN DAMPAKNYA

Suatu reaksi oksidasi akan menghasilkan reaksi samping berupa radikal (HO•), tanpa adanya antioksidan akan terjadi reaksi pengambilan elektron molekul lain (di dalam tubuh seperti sel dan jaringan) oleh radikal untuk mencapai kestabilannya. Reaksi ini akan menghasilkan radikal kembali dari molekul yang kehilanga elektronnya tersebut dan akan menyerang molekul lain di sekitarnya kembali. Reaksi ini akan terus berlanjut sampai molekul radikal dapat dinetralkan atau molekul tersebut rusak. Berbeda halnya dengan adanya senyawa antioksidan. Antioksidan akan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektronnya sehingga radikal menjadi stabil dan tidak reaktif. Dengan stabilnya radikal bebas maka reaksi berantai tersebut akan berhenti sehingga kerusakan molekul seperti sel dan jaringan juga terhenti (Khaira, 2010 ; Subawa, 2022).

Tubuh manusia telah memproduksi antioksidannya sendiri yang disebut sebagai antioksidan endogen untuk menangkal radikal bebas baik radikal bebas endogen maupun eksogen.  Sistem antioksidan yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari 3 golongan yaitu (Parwata et al., 2018) :

a.    Antioksidan primer merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk mencegah pembentukan radikal bebas selanjutnya (propagasi). Antioksidan ini berupa transferin, ferritin, albumin.

b.    Antioksidan sekunder merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk menangkap radikal dan menghentikan proses pembentukan radikal bebas kembali. Antioksidan ini berupa superoksida dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx), dan katalase.

c.    Antioksidan tersier atau repair enzyme merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak akibat dari adanya radikal bebas. Antioksidan ini berupa Metionin sulfosida reductase, DNA repair enzymes, protease, transferase dan lipase.

Jika kadar radikal bebas terlalu tinggi di dalam tubuh menyebabkan antioksidan antioksidan endogen yang diproduksi oleh tubuh tidak mampu menangkal semua radikal bebas tersebut (keadaan stress oksidatif) sehingga diperlukan antioksidan tambahan untuk membantu kinerja antioksidan endogen dalam menetralkan radikal bebas. Tambahan antioksidan tersebut dapat berasal dari luar tubuh yang disebut sebagai antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen ini dapat biperoleh melaui asupan makanan maupun minuman. Berdasarkan sumbernya, antioksidan eksogen dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (Parwata, 2016) :

a.    Antioksidan sintetis yang banya digunakan pada produk pangan seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat dan TertButil Hidroksi Quinon (TBHQ).

b.    Antioksidan alami yang diperoleh dari bagian-bagian tanaman seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, saponin, dan sebagaiannya.

Antioksidan alami lebih sering dipilih oleh kalangan msayarakat karena dipercaya memiliki efek samping yang lebih tidak berbahaya (Prihantini dan Rizqianti, 2019). Hal ini juga telah dibuktikan secara empiris bahwa resep resep obat tradisional telah ampuh mengobati berbagai macam penyakit secara turun temurun. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai aktivitas antioksidan dari beberapa tumbuhan diantaranya adalah oleh Kusuma, 2020 mengenai aktivitas antioksidan ekstrak air daun gaharu (Gyrinops versteegii) didapatkan memiliki IC50 sebesar 60,27 ppm yang tergolong antioksidan kuat dengan senyawa aktif berupa flavonoid. Penelitian yang dilakukan oleh Esati, et al., 2022 melaorkan bahwa ekstrak etanol daun Rosemary (Rosemarinus officinalis L.) memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Penelitian lain juga dilakukan oleh Subawa, 2022 mengenai aktivitas antioksidan dari ekstrak air kayu secang melaporkan bahwa konsumsi ekstrak air kayu secang dapat menurunkan kadar MDA serta meningkatkan aktivitas SOD pada jaringan jantung dan hati tikus wistar yang diberikan aktivitas fisik maksimal.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa untuk menangkal radikal bebas diperlukan senyawa radikal bebas. Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh berlebih maka diperlukan antioksidan yang lebih pula. Kekurangan antioksidan dapat kita penuhi melalui asupan makanan maupun minuman berupa antioksidan eksogen. Salah satu sumber antioksidan eksogen yang baik adalah dari sumber alami, maka dari itu diperlukan konsumsi makanan yang mengandung antioksidan yang tinggi.

Baca juga : VCO SEBAGAI ALTERNATIF PENGIDAP DIABETES MELITUS (DM)

 

Pustaka

Arifin, B. dan Ibrahim, S. 2018. Struktur, Bioaktivitas, dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal Zarah. 6 (1) : 21-29

Esati, N.K., La, E.O.J., dan Lestari, G.A.D. 2022. Antioxidant Activity Test of Rosemary Leaves (Rosemarinus officinalis L.) Ethanolic Extract with DPPH and FRAP Method and Its Application as an Active Substance in Lotion. Jurnal Sains dan Kesehatan. 4(4) : 363-369

Khaira, K. 2010. Menangkal Radikal Bebas dengan Anti-Oksidan. Jurnal Sainstek. 2(2) : 183-187.

Kusuma, I.N.A. 2020. Isolasi dan Iddentifikasi Senyawa Antioksidan Flavonoid pada Ekstrak Air Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Skripsi Universitas Udayana. Jimbaran

Parwata, I.M.O.A. 2016. Antioksidan. Program Studi Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar

Parwata, I. M. O. A., Laksmiwati., Sudiarta., Dina, M. N., Sutirta Yasa. 2018. The Contents of Phenol and Flavonoid Compounds in Water Extract of Gyrinops 59 versteegii Leaves have Potentially as Natural Antioxidants and Hypoglicemic in Hyperglycemic. Biomedical and Pharmacology Journal. 11(3) : 1543-1552.

Prihantini, A.I. dan Rizqianti, K. D. 2019. Various Antioxidant Assays of Agarwood Extracts (Gyrinops versteegii) from West Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia. Asian Jurnal of Agriculture. 3 (1) : 1-5

Subawa, I.K.G. 2022. Potensi Ekstrak Air Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Menurunkan kadar MDA dan Meningkatkan Aktivitas SOD pada Tikus Wistar. Tesis Universitas Udayana. Denpasar

Widyawati S, P., Wibawa B.T.D., Wahyu W.Y.D., dan Olivia H.M. 2018. Aktivitas Antioksidan Minuman Daun Beluntas Teh Hitam (Pluchea indica Less[1]Camelia sinensis. Agritech 38(2) : 200 – 207

Post a Comment

© FITOKIMEDIA. All rights reserved. Developed by Jago Desain