Belakangan ini, radikal bebas disebut
sebagai pemicu berbagaimacam penyakit baik akut maupun kronis. Di artikel sebelumnya telah kita pahami mengenai apa itu radikal bebas, sumber pemicunya, bahaya, penyakit
yang ditimbulkan, serta mekanisme dari radikal bebas itu sendiri. Setelah
memami bahayanya, tentu kita juga perlu untuk memahami bagaimana cara menangkal
radikal bebas.
Radikal
bebas dapat distabilkan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
antioksidan. Senyawa antioksidan merupakan suatu substansi yang diperlukan
tubuh untuk menetralkan radikal bebas dan mencegah kerusakan terhadap sel
normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas
dengan cara melengkapi kekurangan elektronnya sehingga menjadi tidak reaktif. Senyawa
ini mempunyai struktur molekul yang dapat menyumbangkan elektron kepada molekul
radikal bebas tanpa menganggu fungsinya, tidak berubah menjadi radikal bebas
kembali, sehingga dapat memutus reaksi berantai yang ditimbulkan (Widyawati, et
al., 2018 ; Arifin dan Ibrahim, 2018).
Baca juga : RADIKAL BEBAS DAN DAMPAKNYA
Suatu reaksi oksidasi akan
menghasilkan reaksi samping berupa radikal (HO•), tanpa adanya antioksidan akan
terjadi reaksi pengambilan elektron molekul lain (di dalam tubuh seperti sel
dan jaringan) oleh radikal untuk mencapai kestabilannya. Reaksi ini akan menghasilkan
radikal kembali dari molekul yang kehilanga elektronnya tersebut dan akan
menyerang molekul lain di sekitarnya kembali. Reaksi ini akan terus berlanjut sampai
molekul radikal dapat dinetralkan atau molekul tersebut rusak. Berbeda halnya
dengan adanya senyawa antioksidan. Antioksidan akan bereaksi dengan radikal
bebas dengan cara melengkapi kekurangan elektronnya sehingga radikal menjadi
stabil dan tidak reaktif. Dengan stabilnya radikal bebas maka reaksi berantai
tersebut akan berhenti sehingga kerusakan molekul seperti sel dan jaringan juga
terhenti (Khaira, 2010 ; Subawa, 2022).
Tubuh
manusia telah memproduksi antioksidannya sendiri yang disebut sebagai
antioksidan endogen untuk menangkal radikal bebas baik radikal bebas endogen
maupun eksogen. Sistem antioksidan yang
diproduksi oleh tubuh terdiri dari 3 golongan yaitu (Parwata et al., 2018) :
a. Antioksidan
primer merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk mencegah pembentukan radikal
bebas selanjutnya (propagasi). Antioksidan ini berupa transferin, ferritin,
albumin.
b. Antioksidan
sekunder merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk menangkap radikal dan
menghentikan proses pembentukan radikal bebas kembali. Antioksidan ini berupa
superoksida dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx), dan katalase.
c. Antioksidan
tersier atau repair enzyme merupakan antioksidan memiliki fungsi untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak akibat dari adanya radikal bebas. Antioksidan ini
berupa Metionin sulfosida reductase, DNA repair enzymes, protease, transferase
dan lipase.
Jika
kadar radikal bebas terlalu tinggi di dalam tubuh menyebabkan antioksidan antioksidan
endogen yang diproduksi oleh tubuh tidak mampu menangkal semua radikal bebas
tersebut (keadaan stress oksidatif) sehingga diperlukan antioksidan tambahan
untuk membantu kinerja antioksidan endogen dalam menetralkan radikal bebas. Tambahan
antioksidan tersebut dapat berasal dari luar tubuh yang disebut sebagai
antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen ini dapat biperoleh melaui asupan
makanan maupun minuman. Berdasarkan sumbernya, antioksidan eksogen dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu (Parwata, 2016) :
a. Antioksidan
sintetis yang banya digunakan pada produk pangan seperti Butil Hidroksi Anisol
(BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat dan TertButil Hidroksi Quinon
(TBHQ).
b. Antioksidan
alami yang diperoleh dari bagian-bagian tanaman seperti vitamin A, vitamin C,
vitamin E, senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid, saponin, dan sebagaiannya.
Antioksidan alami lebih sering
dipilih oleh kalangan msayarakat karena dipercaya memiliki efek samping yang
lebih tidak berbahaya (Prihantini dan Rizqianti, 2019). Hal ini juga telah
dibuktikan secara empiris bahwa resep resep obat tradisional telah ampuh
mengobati berbagai macam penyakit secara turun temurun. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan mengenai aktivitas antioksidan dari beberapa tumbuhan
diantaranya adalah oleh Kusuma, 2020 mengenai aktivitas antioksidan ekstrak air
daun gaharu (Gyrinops versteegii) didapatkan memiliki IC50
sebesar 60,27 ppm yang tergolong antioksidan kuat dengan senyawa aktif berupa
flavonoid. Penelitian yang dilakukan oleh Esati, et al., 2022 melaorkan
bahwa ekstrak etanol daun Rosemary (Rosemarinus officinalis L.)
memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Penelitian lain juga
dilakukan oleh Subawa, 2022 mengenai aktivitas antioksidan dari ekstrak air
kayu secang melaporkan bahwa konsumsi ekstrak air kayu secang dapat menurunkan
kadar MDA serta meningkatkan aktivitas SOD pada jaringan jantung dan hati tikus
wistar yang diberikan aktivitas fisik maksimal.
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa untuk menangkal radikal bebas diperlukan
senyawa radikal bebas. Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh berlebih maka diperlukan
antioksidan yang lebih pula. Kekurangan antioksidan dapat kita penuhi melalui
asupan makanan maupun minuman berupa antioksidan eksogen. Salah satu sumber
antioksidan eksogen yang baik adalah dari sumber alami, maka dari itu
diperlukan konsumsi makanan yang mengandung antioksidan yang tinggi.
Baca juga : VCO SEBAGAI ALTERNATIF PENGIDAP DIABETES MELITUS (DM)
Pustaka
Arifin,
B. dan Ibrahim, S. 2018. Struktur, Bioaktivitas, dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal
Zarah. 6 (1) : 21-29
Esati,
N.K., La, E.O.J., dan Lestari, G.A.D. 2022. Antioxidant Activity Test of
Rosemary Leaves (Rosemarinus officinalis L.) Ethanolic Extract with
DPPH and FRAP Method and Its Application as an Active Substance in Lotion.
Jurnal Sains dan Kesehatan. 4(4) : 363-369
Khaira,
K. 2010. Menangkal Radikal Bebas dengan Anti-Oksidan. Jurnal Sainstek.
2(2) : 183-187.
Kusuma,
I.N.A. 2020. Isolasi dan Iddentifikasi Senyawa Antioksidan Flavonoid pada
Ekstrak Air Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Skripsi Universitas Udayana.
Jimbaran
Parwata,
I.M.O.A. 2016. Antioksidan. Program Studi Pascasarjana Universitas
Udayana. Denpasar
Parwata,
I. M. O. A., Laksmiwati., Sudiarta., Dina, M. N., Sutirta Yasa. 2018. The
Contents of Phenol and Flavonoid Compounds in Water Extract of Gyrinops 59
versteegii Leaves have Potentially as Natural Antioxidants and Hypoglicemic in
Hyperglycemic. Biomedical and Pharmacology Journal. 11(3) : 1543-1552.
Prihantini,
A.I. dan Rizqianti, K. D. 2019. Various Antioxidant Assays of Agarwood Extracts
(Gyrinops versteegii) from West Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia. Asian
Jurnal of Agriculture. 3 (1) : 1-5
Subawa,
I.K.G. 2022. Potensi Ekstrak Air Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.)
Menurunkan kadar MDA dan Meningkatkan Aktivitas SOD pada Tikus Wistar.
Tesis Universitas Udayana. Denpasar
Widyawati
S, P., Wibawa B.T.D., Wahyu W.Y.D., dan Olivia H.M. 2018. Aktivitas Antioksidan
Minuman Daun Beluntas Teh Hitam (Pluchea indica Less[1]Camelia sinensis. Agritech 38(2) : 200
– 207