Tumbuhan gaharu merupakan
salah satu jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia. Daun gaharu sering
dimanfaatkan karena dipercaya memiliki banyak khasiat salah satu contohnya
adalah sebagai antibakteri. Khasiat antibakteri dari daun gaharu disebabkan oleh
kandungan senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya yang memiliki sifat
antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri. Oleh
sebab itu, daun gaharu dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan
infeksi dari bakteri.
Sumber gambar : BALAI BESAR PENGUJIAN STANDAR INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP
Aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh daun gaharu diketahui berasal dari
kandungan senyawa bioaktifnya, seperti fenolik, flavonoid, dan saponin. Senyawa-senyawa
bioaktif ini memiliki sifat antimikroba yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi. Senyawa fenolik bersifat
antibakteri dengan cara membentuk ikatan
hidrogen antara fenol dengan protein yang menyebabkan struktur protein bakteri
menjadi rusak (denaturasi protein) yang kemudian menganggu permebeabilitas membran
sel dan membran sitoplasma bakteri yang tersusun atas protein yang menyebabkan
ketidakseimbangan makromolekul dan ion dalam sel, sehinggi sel bakteri menjadi
lisis (terurai) (Mandal, et al., 2017). Mekanisme kerja flavonoid sebagai
antibakteri yaitu dengan cara membentuk ikatan senyawa kompleks dengan protein
ekstraseluler bakteri yang dapat mengganggu integritas membran sel bakteri dan juga
dapat menghambat DNA gyrase sehingga menghambat fungsi membran sitoplasma pada sel
bakteri (Xie, et al., 2015). Senyawa saponin juga dapat menganggu
permeabilitas membrane sel bakteri dengan cara menurunkan tegangan permukaan membrane
sel sehingga kelangsungan hidupnya menjadi terganggu (Rijayanti, 2014).
Penelitian mengenai aktivitas
antibakteri dari daun gaharu telah banyak dilakukan, salah satu contohnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Misrahanum et al. (2022) melaporkan
bahwa ekstrak etanol daun gaharu memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Bakteri Staphylococcus aureus
merupakan bakteri gram positif yang merupakan patogen utama yang hampir semua
manusia pernah terinfeksi bakteri ini, sedangkan Escherichia coli adalah
bakteri gram negatif penyebab diare, infeksi saluran kemih, sepsis, dan
meninghitis (Jawetz., et al., 2007 ; Kusuma, 2009). Penelitian serupa
juga dilakukan oleh Amri (2021)
juga menunjukan ekstrak daun gaharu memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun gaharu dapat digunakan
sebagai bahan alami alternatif dalam pengobatan terhadap infeksi bakteri pada
manusia.
Baca juga : GAHARU : Tanaman Obat Sejuta Manfaat
Senyawa lain yang berperan senbagai antibakteri adalah
senyawa golongan tanin dan alkaloid. Senyawa alkaloid memiliki sifat sebagai
antibakteri karena dapat menganggu komponen penyusun peptidoglikogen sel sehingga
dinding sel bakteri tidak terbentuk secara sempurna yang menyebabkan kematian
sel. Alkaloid juga dapat menghambat proses sintesis protein sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri (Robinson, 1995). Senyawa tannin memiliki sifat antimikroba
karena tanin dapat membentuk senyawa kompleks dengan protein yang terdapat pada
permukaan membran sel bakteri. Senyawa itu, senyawa tanin juga dapat mengganggu
integritas membran sel bakteri sehingga mencegah pertumbuhan bakteri (Purwanto,
et al., 2018).
Penelitian aktivitas antibakteri
daun gaharu terhadap bakteri lain telah dilakukan oleh Kusumawardani, et al.
(2022) yang melaporkan bahwa ekstrak metanol daun gaharu menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi, dan kandungan senyawa aktifnya berupa mengandung
senyawa alkaloid, steroid, dan fenolik. Bakteri Salmonella typhi adalah bakteri
gram negatif yang merupakan penyebab utama penyakit demam tifoid (Imara, 2019).
Selain itu, penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Sukardi (2023)
yang menunjukan ekstrak daun
gaharu memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi dengan
dugaan senyawa aktif berupa alkaloid, saponin, dan flavonoid. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa daun gaharu dapat digunakan sebagai
alternatif dalam pengobatan terhadap penyakit demam tifoid.
Senyawa steroid dan terpenoid dalam
daun gaharu juga dapat memberikan aktivitas antibakteri. Steroid dapat
berinteraksi dengan membran fosfolipid sel yang bersifat permeabel terhadap
senyawa-senyawa lipofilik sehingga menyebabkan integritas membran sel menjadi
menurun serta morfologi membran sel berubah yang menyebabkan sel bakteri menjadi
rapuh dan akhirnya lisis (Sapara et al., 2016). Terpenoid bekerja
sebagai antibakteri yaitu dengan cara membentuk ikatan polimer yang kuat dengan
porin (protein transmembran) pada membrane luar sel dinding bakteri yang
menyebabkan rusaknya porin. Porin berfungsi sebagai pintu keluar masuknya
senyawa dimana dengan rusaknya porin akan mengurangi permeabilitas dinding sel yang
menyebabkan bakteri kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan bakteri terhambat
atau mati (Zeth,et al., 2013).
Ekstrak daun gaharu juga memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes yang
merupakan bakteri anaerobik gram positif yang berkaitan dengan timbulnya
jerawat. Penelitian yang dilakukan oleh Suhardiman, et al. (2020)
melaporkan bahwa ekstrak daun gaharu memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan
bakteri Propionibacterium acnes, dan senyawa aktif yang diduga berperan
sebagai antibakteri adalah senyawa flavonoid. Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Janshen (2017), melaporkan ekstrak daun gaharu menunjukan
aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa
yang merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit pneumonia, dimana bahan aktif
yang terkandung di dalamnya adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan
tanin.
Meskipun beberapa penelitian telah
membuktikan manfaat dan khasiat dari daun gaharu, masih dibutuhkan penelitian
lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanannya. Dalam praktiknya,
ekstrak daun gaharu dapat digunakan sebagai bahan antibakteri alami alternatif
yang dapat diaplikasikan ke produk seperti sabun, krim, maupun lotion. Namun
sebelum digunakan secara luas, terntu diperlukan pengujian secara klinis untuk
mengetahui efek samping dari penggunaan ekstrak gaharu dalam jangka panjang. Selain
itu, perlu juga diperhatikan mengenai metode ekstraksi daun gaharu, jumalh
ekstrak yang digunakan, cara pengolahan, dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
Baca juga : DAUN GAHARU: SUMBER ANTIOKSIDAN YANG MENGEJUTKAN
Referensi
Amri, F.
2021. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. UPT
Perpustakaan Universitas Syiah Kuala. Aceh
Das, S.,
Ghosh, R., Ghosh, S., dan Khan, M. A. 2020. Aquilaria malaccensis (Lam.) bark
and leaf extract exhibits anti-inflammatory and anti-oxidative activities in
carrageenan-induced paw edema model in Wistar rats. Journal of Traditional
and Complementary Medicine. 10(2) : 136-146.
Imara, F.
2020. Salmonella typhi Bakteri Penyebab Demam Tifoid. Prosiding Seminar
Nasional Biologi di Era Pandemi COVID-19. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/
. Diakses pada 20 Februari 2023.
Janshen,
Y.R. 2017. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis
Lamk.) Terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Jawetz,
E., Melnick, J.L., and Adelberg, E.A. 2007. Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan. Edisi ke-23. a.b Huriawati, Hartanto., Chaerunnisa, Rachman., Alfa,
Dimanti., Aryana, Diani. Penerbit Buku Kesehatan. Jakarta.
Kusuma,
S.A.F. 2009. Staphylococcus aureus. Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran,
Bandung.
Kusumawardani,
N., Saleh, C., dan Astuti, W. 2022. Uji Aktivitas Ekstrak Metanol Daun Gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) Terhadap Bakteri Streptococcus sobrinus dan Salmonella
typhi. Jurnal Atomik. 07(2) : 26-31.
Mandal,
S.M., Dias, R.O., dan Franco, O.L. 2017. Phenolic Compounds in Antimicrobial
Therapy. J Med Food. 20(1) : 1031-1038.
Misrahanum,
Zahira, C.A.D., dan Saidi, N. 2022. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lamk.) Dan Identifikasi Senyawa
Dengan Metode GC-MS. Jurnal Pharmascience. 9(2) : 310-318.
Purwanto,
A., Sumarno, S., & Prasetyo, E. N. (2018). Aktivitas antibakteri ekstrak
etanolik daun manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap bakteri patogen. Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, 16(2), 142-149.
Rijayanti,
R.P. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga Bangka (Mangifera
foetida L.) Terhadap Staphylococcus aureus Secaya In Vitro. Universitas Tanjung
Pura. Pontianak.
Robinson,
T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (Edisi VI). Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Sapara,
T.U., Olivia W., dan Juliatri. 2016. Efektivitas antibakteri ekstrak daun pacar
air (impatiens balsamina l.) terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Manado. 5(4) : 10-17.
Suhardiman,
A., Hikmiah, dan Budiana, W. 2020. Aktivitas Fraksi Daun Gaharu (Aquilaria
malaccensis Lam). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia. IX(1) : 1-16.
Sukardi,
M.F. 2023. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam).
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi. Skripsi thesis,
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Xie,
Y., Yang, W., Tang, F., Chen, X., dan Ren, L. 2015. Antibacterial activities of
flavonoids: structure-activity relationship and mechanism. Curr Med Chem. 22(1)
: 132-149.
Zeth,
K., Kozjak-Pavlovic, V., Faulstich, M., Fraunholz, M., Hurwitz, O.K., dan
Rudel, T. 2013. Structure and function of the PorB porin from disseminating
Neisseria gonorrhoeae. Biochem Journal. 454(2) : 356