Gaharu berasal dari bahasa Sansekerta disebut “aguru” yang artinya “tenggelam” atau bahasa Melayu yang artinya “harum” (Sumarna, 2007). Gaharu, merupakan jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara yang termasuk keluarga Thymelaeaceae dengan genus Aquilaria dengan 15 spesies gaharu dan Gyrinops dengan 9 spesies gaharu. Secara internasional gaharu dekenal sebagai “agarwood”, “eaglewood”, atau “ aloeswood” (Wang, et al., 2021 ; Tan, et al., 2019). Tumbuhan gaharu ini juga dikenal dengan nama gaerah yaitu gaharu (Bali), ketenun (Lombok), ruhu warna (Sumba), dan seke (Flores dan Sumbawa) (Parwata, et al., 2018).
Tumbuhan gaharu memiliki tinggi mencapai 40 meter dengan diameter batang sekitar 60 cm. Daun gaharu berbentuk agak lonjong memanjang dengan panjang 6-8 cm, lebar 3-4 cm, dan bagian ujung yang runcing. Bunga gaharu berwarna hijau kekuningan dengan mahkota bunga berbentuk lancip, memiliki bau yang harum, dan biasanya muncul di ujung ranting dan bawah ketiak daun. Buah gaharu berbentuk bulat agak lonjong dengan panjang 4 cm dan lebar 2 cm. Biji gaharu berbentuk bulat berwarna coklat kehitaman dan tertutup oleh rambut coklat kemerahan (Septiani, 2018).
Sumber gambar : Pinterest
Gaharu merupakan
salah satu jenis tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi karena tumbuhan
gaharu memiliki manfaat diantaranya dalah sering dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk pembuatan parfum dan obat tradisional. Tumbuhan gaharu dikatakan
sebagai sebagai tanaman obat karena memiliki kandungan senyawa bioaktif dengan
aktivitas bioaktif yang tinggi. Beberapa senyawa bioaktif yang terkandung pada
tumbuhan Gaharu antara lain adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenolik.
Selain
itu, gaharu juga mengandung senyawa metabolit sekunder seperti beberapa sesquiterpene,
agarospirol, 3,4-dihidroksi-dihydroagarufuran, p-methoxybenzylaceton,
dan kusunol (Parwata, et al., 2018).
Senyawa-senyawa ini memiliki biaktivitas diantaranya dapat sebagai antioksidan,
antiinflamasi, antikanker, antibakeri, antijamur, antidiabetes, dan antitumor
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia (Chen dan Rao, 2022).
Baca juga : DAUN GAHARU: SUMBER ANTIOKSIDAN YANG MENGEJUTKAN
Aktivitas antioksidan tumbuhan Gaharu terutama
disebabkan oleh kandungan senyawa bioaktif berupa flavonoid dan fenolik. Baik flavonoid
maupun fenolik berperan sebagai scavenger radikal bebas (penangkap radikal bebas)
dengan cara menyumbangkan elektronnya yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan oksidatif oleh radikal bebas sehingga dapat mencegah resiko
terjadinya berbagai penyakit kronis seperti diabetes melitus, kanker, dan
penyakit jantung (Chong, et al., 2019).
Baca juga : ANTIOKSIDAN : Lindungi Tubuh dari Penyakit
Senyawa flavonoid pada tumbuhan gaharu
diketahui memiliki bioaktivitas sebagai antibakteri yang kuat karena dapat merusak
permeabilitas membran sel bakteri dan menghambat aktivitas enzim-enzim yang
diperlukan oleh bakteri untuk hidup (Das, et al., 2020). Hasil
penelitian menunjukan bahwa ekstrak gaharu memiliki bioaktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang
menunjukkan tumbuhan gaharu dapat digunakan sebagai obat alami dalam mengobati
infeksi bakteri (Setiawan dan Loho, 2018).
Senyawa aktif pada tumbuhan Gaharu juga memiliki bioaktivitas sebagai antiinflamasi yang membantu mengurangi rasa sakit serta mempercepat penyembuhan pada luka. Senyawa bioaktif pada Gaharu dapat menghambat sintesis interleukin-6 (IL-6) dan tumor necrosis factor alpha (TNF-α) yang merupakan mediator pro-inflamasi yang terlibat dalam proses terjadinya inflamasi (Zakaria, etal., 2018).
Senyawa bioaktif pada tanaman gaharu telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan memicu terjadinya apoptosis yaitu kematian pada sel-sel kanker (Munir, et al., 2021). Selain itu, senyawa alkaloid yang terkandung dalam tumbuhan gaharu juga memiliki potensi sebagai senyawa antitumor karena dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker (Kusumawati, et al., 2019).
Selain memiliki bioaktivitas di atas, gaharu
juga memiliki bioaktivitas dalam menurunkan kadar gula darah. Bioaktivitas ini disebabkan
oleh kandungan senyawa flavonoid pada tumbuhan gaharu yang dapat meningkatkan
sekresi insulin dan menghambat aktivitas enzim alpha-glukosidase yang terlibat dalam penguraian karbohidrat (Nasution, et al., 2018).
Baca juga : DIABETES MELLITUS : Gejala dan Penyebabnya
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
dilihat bahwa tumbuhan gaharu memiliki potensi yang sangat besar sebagai obat
tradisional, namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
manfaatnya secara klinis serta efek samping yang diberikannya. Pemanfaatan tumbuhan
gaharu juga harus dilakukan dengan baik seperti memperhatikan cara konsumsi,
dosis, serta higenitas agar manfaat dari tumbuhan gaharu dapat dirasakan secara
maksimal dan terhindar dari kemungkinan efek samping yang ditimbulkan.
Pustaka
Chen,
S.T. dan Rao, Y.K. 2022. An Overview of Agarwood, Phytochemical Constituents,
Pharmacological Activities, and Analyses. Traditional Medicine. 3(1) : 8.
Chong,
K. C., Aziz, A. A., dan Nurdiana, N. 2019. Antioxidant and antiproliferative
activities of agarwood (Aquilaria malaccensis) leaves. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine.
Das,
S., Ghosh, R., Ghosh, S., dan Khan, M. A. 2020. Aquilaria malaccensis (Lam.)
bark and leaf extract exhibits anti-inflammatory and anti-oxidative activities
in carrageenan-induced paw edema model in Wistar rats. Journal of
Traditional and Complementary Medicine. 10(2) : 136-146.
Kusumawati,
I., Dewi, L. R., dan Ruslan, K. 2019. Antioxidant activity of Aquilaria
malaccensis leaves and its correlation with total flavonoid content. Journal
of Applied Pharmaceutical Science. 9(5) : 31-35.
Munir,
M. A., Nurhayati, S., dan Subarnas, A. 2021. In vitro antibacterial and
antioxidant activities of Aquilaria malaccensis leaf extract against
Streptococcus mutans. Journal of Pharmaceutical Negative Results. 12(2)
: 119-124.
Nasution,
D.M., Parwata, I.M.O.A., Suirta, I.W., dan Wasudewa, K.M. 2018. Efektifitas
Ekstrak Air Daun Gaharu (Gyrinop versteegii) Dalam Menurunkan Kadar Glukosa
Darah Pada Tikus Wistar Hiperglikemia. Jurnal Media Sains. 2(2) : 83-89.
Parwata,
I. M. O. A, Putra Manuaba, I. B., Putu Sutirtayasa, I. W. 2018. The Potency of
Flavonoid Compounds in water Extract Gyrinops Versteegii Leaves as Natural
Antioxidants Sources. Biomedical &
Pharmacology Journal. 11(3) : 1501-151.
Septiani,
A. N. M. 2018. Potensi Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii) Dalam
Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Tikus Wistar Yang Hiperglikemia. Skripsi. Program Studi Kimia. FMIPA.
Universitas Udayana.
Setiawan,
A. dan Loho, T. (2018). The effect of Aquilaria malaccensis leaf extract on
reducing the number of bacteria colonies Staphylococcus aureus and Escherichia
coli in vitro. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 8(7) : 112-115.
Sumarna,
Y. 2007. Budidaya dan Rekayasa Produksi Gaharu. Temu Pakar Pengembangan Gaharu.
Direktorat Jenderal RLPS, Jakarta.
Tan,
C.S., Isa, N.M., Ismail, I., dan Zainal, Z. 2019. Agarwood induction: current
developments and future perspectives. Front Plant Sci. 10 : 122.
Wang,
Y., Hussain, M., Jiang, Z., Wang, Z., Gao, J., Ye, F., Mao, R., dan Li, H.
2021. Aquilaria Species (Thymelaeaceae) distribution, volatile
and non-nolatile phytochemicals, pharmacological uses, agarwood grading system,
and induction methods. Molecules. 26(24) : 7708
Zakaria,
N. H., Ariffin, Z. Z., dan Sulaiman, S. F. 2018. Phytochemical screening and
antibacterial activity of Aquilaria malaccensis leaf extract against
methicillin-resistant Staphylococcus aureus. International Journal of Allied
Health Sciences. 2(1) : 180-188.